Siap Wujudkan Pemilu Damai, Jubir PKS Muda Ajak Masyarakat Kampanye Tanpa Provokatif

oleh -711 Dilihat

Jakarta – Jubir PKS Muda Fathul Bari mengajak semua pihak untuk menjaga Pilpres 2019 secara damai, tanpa hoaks, sara, dan ujaran kebencian serta menerima segala perbedaan.

“Didalam berdemokrasi, marilah kita menjaga Pilpres dan Pemilu secara damai,” ungkap Fathul Bari, hari ini.

Kendati demikian, Juru Kampanye Nasional BPN Prabowo-Sandi dalam menyoroti berseliweran berita hoaks di tanah air, dia menyarankan agar penanganan hoaks harus meliputi pencegahan dan penanggulangan dampaknya.

“Perlu pencegahan secara optimal, Polisi tidak boleh tebang pilih. Beri efek jera,” kata dia.

Politisi PKS ini juga meminta masyarakat untuk mempercayakan pihak Kepolisian untuk bekerja mengusut kasus hoaks ini. Selanjutnya, kata dia, fokus pada persoalan lainnya yakni penanganan bencana. 

“Jangan jadikan kasus hoaks menjadi alat politik kepentingan tertentu,” kata dia lagi.

Lebih lanjut, pria lulusan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) ini berkomitmen dalam kampanye kreatif bukan provokatif. Kata dia, bagi kader muda PKS kampanye Pilpres 2019 haruslah bermakna positif dan membangun di setiap kesempatan.

“Kampanye tetap dilakukan dengan bermakna positif,” tutur dia.

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)UI untuk periode 2006-2007 ini mengingatkan agar timses jangan baperan didalam mewujudkan kampanye kreatif ini.

“Intinya jangan baperan dalam berpolitik,” ucap dia lagi.

Dikatakan pria yang akrab disapa Ai ini mengatakan bahwa demokrasi bukan hanya soal kebebasan politik, tapi juga bagaimana harus memenuhi hak-hak ekonomi dan sosial masyarakat.

“Reformasi 98 adalah hasil buah dari perjuangan mahasiwa. Kita harus kawal terus prosesnya,” jelasnya.

Lebih jauh, Ai yang aktif di berbagai organisasi keislaman, seperti dewan masjid dan rohis dan kini menjadi Ketua Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) ini memiliki niat yakni ingin memajukan kembali semangat anak muda untuk berpolitik karena politik bukan satu hal yang buruk atau kotor. 

“Politik itu mulia, dan di tengah perkembangan kelompok millenial yang tengah pesat seperti saat ini, kontribusi mereka justru dibutuhkan di politik,” demikian kata Caleg PKS Muda yang akan berjuang di Dapil NTT ini.