Papua Barat – Ketua Forum Intelektual Suku Ma’ya Wolter Gaman, SS mengatakan bahwa Forum Intelektual Suku Ma’ya selama ini telah banyak melakukan kegiatan yang membantu meningkatnya perekonomian masyarakat.
Kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan diantaranya sosialisasi peraturan adat tentang ekosistem dan biota yang ada didalamnya, memberikan penyuluhan kepada para petani tentang tata cara bercocok tanam yang baik.
“Tujuan penyuluhan jangka panjang yaitu peningkatan taraf hidup masyarakat tani sehingga kesejahteraan hidup petani terjamin,” tegas Wolter, 11 Agustus 2021.
Menurutnya, tujuan jangka pendek adalah menumbuhkan perubahan-perubahan yang lebih terarah pada usaha tani yang meliputi: perubahan pengetahuan, kecakapan, sikap dan tindakan petani keluarganya melalui peningkatan kemampuan.
Dalam kegiatan sehari-hari juga dibuka kursus/ les Bahasa Inggris secara gratis kepada anak-anak di secretariat Forum Intelektual Suku Ma’ya Jalan 30, Waisai.
“Hal ini bertujuan untuk menambah kemampuan dan wawasan anak-anak di Raja Ampat dalam berkomunikasi Bahasa Inggris. Sehingga ketika pariwisata dibuka kembali, anak-anak sudah bisa melayani para tamu mancanegara dengan baik,” terangnya.
Untuk mendukung perekonomian masyarakat ditengah-tengah PPKM menangani pandemi Covid-19 ini, kata dia, masyarakat Raja Ampat sangat merasakan dampaknya yakni berkurangnya secara drastis wisatawan. Sebagian besar Pendapatan daerah Raja Ampat berasal dari wisatawan sehingga kita mengajari masyarakat membuat noken dan membantu memasarkan agar masyarakat di Raja Ampat mendapat pemasukan.
“Ditengah-tengah langkah pemerintah dalam mengatasi Covid-19 di Indonesia, Forum Intelektual Suku Ma’ya mendukung penuh agar Indonesia kembali pulih baik dari Kesehatan maupun perekonomiannya,” katanya.
Pihaknya berharap sektor pariwisata di Raja Ampat bisa dipromosikan sehingga pendapatan masyarakat bisa berangsur-angsur normal Kembali. Disisi lain, mereka juga berharap adanya dukungan terhadap UMKM kerajinan tangan masyarakat Raja Ampat yakni noken. Bentuknya macam-macam, ada topi, tikar, tas, tempat beras dan lainnya. Selama ini usaha noken yang kami lakukan belum pernah mendapat perhatian dari pemerintah pusat.
“Harapannya noken kami dapat perhatian pemerintah pusat sehingga kami dapat memasarkan secara nasional guna mendukung perekonomian masyarakat Raja Ampat yang terdampak pandemic Covid-19,” bebernya.
Noken Raja Ampat terbuat dari daun pandan pesisir atau daun tikar, ilalang rawa, dan bisa juga dari kulit kayu. Noken ini dibuat bukan tanpa alasan, ada sejarah dan budaya yang terkandung dibaliknya. Noken Raja Ampat yang terbuat dari tanaman pesisir secara tidak langsung menunjukkan di mana lokasi Raja Ampat.
“Kami selaku warga Domberai di Raja Ampat juga mendukung pemekaran provisi Papua Barat Daya agar dapat diwujudnyatakan melalui peningkatan profesionalisme birokrat daerah untuk dapat menyelenggarakan pemerintahan yang efektif dan efesien dapat meningkatkan pelayanan dasar publik, menciptakan kesempatan lebih luas untuk masyarakat serta dapat akses,” sebutnya.
Ia menyakini pemekaran wilayah dapat menciptakan kemandirian daerah karena tujuan pemekaran sebagaimana tertuang dalam berbagai peraturan perundangan dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan kepada masyarakat, percepatan pertumbuhan kehidupan demokrasi, percepatan pelaksanaan pembangunan perekonomian daerah, percepatan pengelolaan potensi daerah, peningkatan keamanan dan ketertiban dan Peningkatan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah.
“Kami juga berharap kemajuan Papua Barat di masa Otonomi Khusus jilid II. Kami menyadari bahwa otonomi khusus Jilid II adalah kewenangan khusus yang diakui dan diberikan kepada Provinsi Papua untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi dan hak-hak dasar masyarakat Papua dimaksudkan untuk mewujudkan keadilan, penegakan supremasi hukum, penghormatan terhadap HAM, percepatan pembangunan ekonomi, peningkatan kesejahteraan dan kemajuan masyarakat Papua, dalam rangka kesetaraan dan keseimbangan dengan kemajuan provinsi lain.” bebernya.
Menjelang HUT RI ke-76, Forum Intelektual Suku Ma’ya mendukung PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) dimana PPKM adalah kebijakan Pemerintah Indonesia sejak awal tahun 2021 untuk menangani pandemi Covid-19 di Indonesia.
“Sebelum pelaksanaan PPKM, pemerintah telah melaksanakan pembatasan sosial berskala besar yang berlangsung di sejumlah wilayah di Indonesia. Kami Forum Intelektual Suku Ma’ya mengucapkan dirgahayu ke 76 Republik Indonesia, Indonesia sehat ekonomi meningkat,” pungkasnya.