Perayaan Cap Go Meh, MUI : Tetap Bertoleransi, Jaga Prokes Demi Cegah Penyebaran Covid-19

oleh -560 Dilihat

JAKARTA – Jelang dua hari Perayaan Cap Go Meh 2022 yang merupakan penutup dari rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek, Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) M. Azrul Tanjung, S.E., M.Si telah memberikan himbauan untuk tetap mematuhi kebijakan Pemerintah dalam pencegahan covid-19.

Untuk diketahui, Tahun Baru Imlek yang diperingati oleh Umat Tionghoa jatuh pada tanggal 15 Februari 2022.

Himbauan melalui akun resmi Official TV MUI tersebut, disampaikan agar masyarakat khususnya yang beragama Konghuchu dalam merayakan Cap Go Meh konteks internasional, disebut sebagai Lantern Festival atau Festival Lentera (Lampion) harus tetap menerapkan protokol kesehatan 5 M yakni (Cuci Tangan, Pakai Masker, Menjaga Jarak, Menjauhi Kerumunan, Mengurangi Mobilitas) sesuai dengan kebijakan Pemerintah.

“Sehingga dalam perayaan nanti agar benar – benar disiplin dalam aturan tersebut,” ungkap Azrul Tanjung, 14 Februari 2022.

Sehingga, menurut dia, dalam perayaannya jangan sampai menimbulkan Claster Covid-19 yang mana akan berdampak pada naiknya kasus Covid-19 dalam hal ini Omicron. Bahwa Perayaan Cap Go Meh di berbagai wilayah memiliki esensi yang sama.

“”Dulu bersifat sangat tertutup. Itu hanya keluarga tertentu, maksudnya satu keluarga anggota tertentu, enggak umum. Nah, sekarang menjadi kebiasaan yang umum, difestivalkan, menjadi tradisi budaya. Tapi intinya itu bagian dari ritual keagamaan juga sebenarnya,” ujarnya.

Dikatakannya, perayaan yang berasal dari Tiongkok tersebut kemudian mengalami adaptasi begitu memasuki atau bertemu dengan budaya Indonesia. Salah satunya dengan munculnya kuliner adaptasi dari dua budaya tersebut.

“Di Indonesia ada lontong Cap Go Meh. Itu masakan adaptasi, dari masakan kita dengan mereka. Perayaan makanan dan sebagainya, itu mesti adaptasi dengan lingkungan sekitar, enggak mungkin akan membuat sendiri,” ujarnya lagi.

Ia melanjutkan bahwa proses adaptasi tersebut juga bervariasi antar satu daerah dengan daerah lainnya di Indonesia. Misalnya, perayaan Cap Go Meh di Singkawang, Kalimantan Barat, tentu memiliki perbedaan dengan perayaan yang dilakukan di Jakarta, meski dalam esensinya tetap sama.

“MUI sangat berhadap agar masyarakat juga dapat menjaga stabilitas keamanan dan menjunjung tinggi sikap toleransi yang mana harus saling menghargai perayaan Keagamaan dari 6 (enam) Agama yang ada di Indonesia,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.