Maknai Program Presisi di Diskusi JARI 98 “Polri Dibenci Tapi Dirindu”, Slogan Penyemangat yang Adaptif di Segala Kondisi

oleh -629 Dilihat

Jakarta – Polri merupakan profesi yang sangat mulia, melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat, sehingga sangat dibutuhkan kehadirannya di masyarakat.

Pengamat Intelijen dan Keamanan Stanislaus Riyanta memuji Polri di era Jenderal Listyo Sigit Prabowo dengan slogan presisinya karena kulturnya berubah. Seperti yang terjadi di era pandemi covid-19.

“Dalam beberapa hal Polri berada di garis depan. Di era pandemi, Polri aparat keamanan jadi berubah petugas kesehatan. Ini contoh Polri beradaptasi terlibat dalam urusan darurat. Kita bisa memasuki fase endemi karena aparat kita semakin kompak,” tegas Stanislaus.

Hal itu disampaikannya dalam diskusi publik “Polri Dibenci Tapi Dirindu” yang diinisiasi Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (JARI 98) dan dipandu Ketua Gerakan Pemerhati Kepolisian (GPK) Abdullah Kelrey di Hotel Bintang Baru, Sawah Besar Jakarta Pusat, Kamis (9/6/2022).

Ia berpesan agar korps Bhayangkara bisa berada digaris terdepan supaya bisa mengayomi dan semakin dicintai rakyat. Disisi lain, adanya penangkapan Polri kelompok khilafatul muslimin, Stanislaus meminta Polri agar merangkul tokoh agama untuk mencegah berkembang biaknya kelompok model-model khilafatul muslimin, HTI dan sejenisnya.

“Penting merangkul tokoh agama untuk mencegah adanya kelompok model-model khilafatul muslimin, HTI dan sejenisnya,” ucapnya.

Sementara itu, Pengamat Politik IPI Karyono Wibowo mengakui slogan PRESISI Kapolri Jenderal Listyo Sigit Praboeo responnya sangat positif dimata publik sehingga ada kepercayaan publik yang mulai tumbuh.

“Listyo Sigit sebagai Kapolri yang baru menawarkan gagasan baru di respon positif oleh publik dan tingkat kepuasan publik oleh Polri merangkak naik,” kata Karyono.

Dia juga memberikan catatan kepada Polri pada visi Presisi dari sisi prediktif dalam hal hebohnya kelompok Khilafatul Muslimin, agar tidak ada tudingan kecolongan.

“Visi prediktif ini masih belum berjalan maksimal,” ujarnya.

Hal senada juga dilontarkan, Ketua Gerakan Persaudaraan Muslim Indonesia (GPMI) H. Syarief Hidayatulloh sangat mengapresiasi kinerja Polri dibawah Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam menangani pandemi covid-19.

“Pak Listyo yang sudah profesional, jangan sampai ada lagi kriminalisasi ulama. Netralitas kedepannya sangat diharapkan di tahun politik,” sambungnya.

“Tapi saya optimis Polri bisa semakin berubah dan kualitas sebagai pelindung dan pengayom masyarakat harus dijaga,” sebutnya.

Ditempat yang sama, Ketua SBSI 92 Sunarti mengacungi jempol Kapolri yang hadir ditengah-tengah massa aksi saat berdemo di Gedung DPR RI beberapa waktu lalu.

“Kapolri di Senayan hadir berdiri diatas mokom, saya salut. Saya tetap apresiasi, tapi tetap ada hal yang saya kritisi,” pungkasnya.