JAKARTA – Sikap reaktif kubu pasangan calon presiden wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto Sandiaga Uno menanggapi Tabloid Indonesia Barokah bak sedang menggali kuburan sendiri. Pasalnya tabloid tersebut membeberkan hal yang bersifat fakta sehingga bila dibaca secara keseluruhan maka publik bakal sadar dan lebih respek terhadap paslon petahana Jokowi-Ma’ruf.
Bahkan, lanjut Ferry, sikap kubu paslon 02 yang terkesan mengarahkan bahwa mereka berada pada posisi terdzolimi bakal memicu penasaran publik untuk mendalami konten berita Tabloid Indonesia Barokah sehingga kembali menguntungkan Jokowi lantaran narasinya mendidik bukan menyudutkan.
“Kasus tabloid barokah ini sebenarnya tim kampanye Prabowo ini sedang menggali kuburnya sendiri coba kalau dia itu diamkan aja nggak ada masalah karena sudah ditarik Bawaslu kok,” kata Sekjen Jari 98 Ferry Supriadi, dalam acara diskusi Tabloid Indonesia Barokah Beredar Kenapa Ada Yang Kebakaran Jenggot, di Gedung Juang, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (31/1/2019).
Sementara itu, Direktur Studi Demokrasi Rakyat (SDR) Hari Purwanto mengatakan apabila tim Prabowo-Sandi terlalu agresif dengan beredarnya Tabloid Indonesia Barokah maka patut dipertanyakan hal apa yang ditakutkan dalam ulasan tersebut. Mengingat Tabloid Indonesia Barokah mengemas fakta hal-hal yang telah dipaparkan oleh media massa sebelumnya.
“Kalau merasa terancam berarti ada sesuatu yang benar yang disajikan oleh tabloit Indonesia Barokah kan gitu. Kalau tidak merasa terganggu dibiarkan saja kemunculan tersebut. Padahal kalau bicara isinya tabloid Indonesia Barokah,” tuturnya.
Sementara itu, Pengamat Politik Indonesian Public Institute (IPI), Karyono Wibowo membandingkan Tabloid Indonesia Barokah dengan Buletin Kaffah yang diduga diproduksi oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Di mana Buletin Kaffah yang diduga produksi ormas terlarang itu berisi propaganda dan penghasutan untuk membenci pemerintah. Namun tak ada pihak yang menolak hal tersebut.
“Perbedaan cukup tajam yang diduga diterbitkan oleh HTI disebarkan juga perbedaannya ada di konten itu. Kalau kita lihat dari segi konten itu lebih banyak mengandung unsur tendesius. Kalau isi konten dalam Indonesia Barokah itu adalah kumpulan dari berita-berita informasi-informasi yang sudah ada sebelum Indonesia Barokah diterbitkan dari berbagai informasi yang sudah terhubung di kasih itu kemudian ditambah dengan opini penulis,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama Ketua Jokowi Mania (Jo-Man) Immanuel Ebenezer menilai wajar sikap reaktif kubu Prabowo yang kalang kabut dengan kemunculan Tabloid Indonesia Barokah.
“Wajar ketakutan mereka, karena mereka menepuk air di dulang, tepercik muka sendiri,” kata pria yang akrab disapa Noel ini.
Kata Noel, kubu Prabowo kini makan buah simalakama yang dituding dari awal menggunakan politik identitas atau politisasi Masjid. Tapi dia geleng-geleng kepala disaat Capresnya ditantang Dai Aceh ikut lomba mengaji justru menolaknya.
“Isu politik identitas sudah mereka mainkan dari awal, tapi giliran ditantang Dai Aceh lomba mengaji malah ciut nyalinya,” pungkasnya.