Aksi Damai, Gema Indonesia : Tolak Rekonsiliasi Berarti Tolak NKRI

oleh -476 Dilihat

JAKARTA – Ratusan massa tergabung dalam Gema Indonesia menggelar aksi damai di Patung Kuda Indosat, Jakarta, Jumat (19/7/2019). 

Dalam aksinya, mereka mengapresiasi pertemuan Jokowi-Prabowo dalam rangka rekonsiliasi yang telah memberikan kesejukan dan kedamaian bangsa pasca Pilpres 2019.

“Kami ingatkan agar semua lapisan masyarakat harus sadar bahwa pesta demokrasi 5 tahunan memiliki niat tulus untuk kemakmuran dan kemajuan bangsa. Makanya rekonsiliasi diperlukan untuk merajut kembali persatuan dan kesatuan bangsa,” ungkap Ketua Gema Indonesia Yusuf Aryadi.

Dalam aksinya, massa juga membentangkan spanduk dan poster bertuliskan “Menolak Rekonsiliasi = Menolak Alasan Adanya NKRI”, “Tidak Ada 01 dan 02, yang Ada 03 Persatuan Indonesia”, “Kubur Istilah Cebong Kampret, Ganti dengan Garuda Pancasila”, “Yang tidak terima rekonsiliasi Jokowi-Prabowo = Setan Gundul”, “Yang Lalu Biarlah Berlalu, Mari Bersama-sama Membangun NKRI ! Bersatu Lebih Maju & Sejahtera”, “Alhamdulillah Jokowi-Prabowo Makin Romantis, Suasana Indonesia Jadi Lebih Tentram, Adem, Ayem, Aman & Damai”.

Selain itu, massa Gema Indonesia ada juga memakai topeng para tokoh diantaranya Jokowi-KH Maruf Amin, Prabowo-Sandi, Megawati, JK, SBY. Serta teaktrikal naik sepeda Jokowi boncengi Prabowo sebagai simbol keharmonisan kedua Capres usai Pemilu 2019.

Menurut Yusuf, para elit harus bisa memikirkan persoalan lebih besar lagi yakni soal bangsa. Sehingga patut diapresiasi bahwa kedua Capres bisa meredam situasi nasional menjadi lebih tentram, adem, aman dan damai. Juga situasi politik pun kembali mencair sehingga bisa mempereratkan kembali hubungan masyarakat yang sempat renggang gara-gara Pemilu. Kata dia, Gema Indonesia yang didukung beberapa elemen masyarakat pun mengapresiasi kenegarawanan kedua sosok tersebut yang mengajak masyarakat untuk kembali move on.

“Yang lalu biarlah berlalu, mari bersama-sama membangun NKRI bersatu lebih maju dan sejahtera,” jelasnya.

Dia memastikan bahwa kelompok yang tidak menerima kenyataan Prabowo dan Jokowi akur itu adalah setan gundul yang tidak ingin rakyat Indonesia bersatu dan damai. Padahal pertemuan itu bisa menjadi simbol bahwa Indonesia tetap kuat dalam satu gerbong yaitu NKRI.

“Kami menganggap bahwa pihak yang menolak rekonsiliasi maka sama dengan menolak alasan adanya NKRI. Pertemuan Jokowi-Prabowo dapat mempersatukan kedua kubu, tidak ada 01 dan 02, yang ada 03 persatuan Indonesia. Kubur istilah cebong dan kampret ganti dengan Garuda Pancasila,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.